Bali
memiliki banyak tradisi unik yang tidak dapat ditemukan di daerah lain
di Indonesia. Salah satu yang unik adalah tradisi “Omed-omedan” yang
kita hanya bisa menemukan di Banjar Kaja, Sesetan Denpasar. Kata
“Omed-omedan” dalam bahasa Indonesia artinya Tarik-Menarik. Tradisi unik
telah diwariskan dari generasi ke generasi jauh sebelum jaman
penjajahan Belanda. Sebagai salah satu warisan budaya Bali, yang kaya
dengan nilai seni dan budaya serta sarat akan nilai-nilai kebersamaan
dan sakral maka Omed-omedan tetap dilestarikan oleh Krama Sekaa Teruna
Teruni (STT) atau komunitas remaja di Sesetan, Denpasar, Bali.
Omed-omedan rutin diadakan setiap tahun yaitu tepatnya pada Hari Ngembak
Geni atau sehari setelah Hari Raya Nyepi. Acara ini biasanya diadakan
di sepanjang Jalan Raya Sesetan, sehingga banyak yang datang untuk
menyaksikan tradisi unik ini. Selain untuk ajang sosialisasi diantara
peserta Omed-omedan, tradisi ini juga bertujuan sebagai tolak bala. -
See more at:
http://blog.dibali.web.id/tradisi-omed-omedan.html#sthash.Fb0pN2Zd.dpuf
Bali
memiliki banyak tradisi unik yang tidak dapat ditemukan di daerah lain
di Indonesia. Salah satu yang unik adalah tradisi “Omed-omedan” yang
kita hanya bisa menemukan di Banjar Kaja, Sesetan Denpasar. Kata
“Omed-omedan” dalam bahasa Indonesia artinya Tarik-Menarik. Tradisi unik
telah diwariskan dari generasi ke generasi jauh sebelum jaman
penjajahan Belanda. Sebagai salah satu warisan budaya Bali, yang kaya
dengan nilai seni dan budaya serta sarat akan nilai-nilai kebersamaan
dan sakral maka Omed-omedan tetap dilestarikan oleh Krama Sekaa Teruna
Teruni (STT) atau komunitas remaja di Sesetan, Denpasar, Bali.
Omed-omedan rutin diadakan setiap tahun yaitu tepatnya pada Hari Ngembak
Geni atau sehari setelah Hari Raya Nyepi. Acara ini biasanya diadakan
di sepanjang Jalan Raya Sesetan, sehingga banyak yang datang untuk
menyaksikan tradisi unik ini. Selain untuk ajang sosialisasi diantara
peserta Omed-omedan, tradisi ini juga bertujuan sebagai tolak bala. -
See more at:
http://blog.dibali.web.id/tradisi-omed-omedan.html#sthash.Fb0pN2Zd.dpuf
Bali
memiliki banyak tradisi unik yang tidak dapat ditemukan di daerah lain
di Indonesia. Salah satu yang unik adalah tradisi “Omed-omedan” yang
kita hanya bisa menemukan di Banjar Kaja, Sesetan Denpasar. Kata
“Omed-omedan” dalam bahasa Indonesia artinya Tarik-Menarik. Tradisi unik
telah diwariskan dari generasi ke generasi jauh sebelum jaman
penjajahan Belanda. Sebagai salah satu warisan budaya Bali, yang kaya
dengan nilai seni dan budaya serta sarat akan nilai-nilai kebersamaan
dan sakral maka Omed-omedan tetap dilestarikan oleh Krama Sekaa Teruna
Teruni (STT) atau komunitas remaja di Sesetan, Denpasar, Bali.
Omed-omedan rutin diadakan setiap tahun yaitu tepatnya pada Hari Ngembak
Geni atau sehari setelah Hari Raya Nyepi. Acara ini biasanya diadakan
di sepanjang Jalan Raya Sesetan, sehingga banyak yang datang untuk
menyaksikan tradisi unik ini. Selain untuk ajang sosialisasi diantara
peserta Omed-omedan, tradisi ini juga bertujuan sebagai tolak bala. -
See more at:
http://blog.dibali.web.id/tradisi-omed-omedan.html#sthash.Fb0pN2Zd.dpuf
Sehari pasca-Nyepi, ada sebuah tradisi unik yang selalu digelar
pemuda-pemudi Banjar Kaja, Sesetan, Denpasar, yakni omed-omedan atau
ciuman massal antara pemuda dan pemudi desa sebagai wujud kebahagiaan di
hari ngembak geni. Peserta omed-omedan adalah sekaa teruna-teruni atau pemuda-pemudi mulai dari umur 17 tahun hingga 30 tahun atau yang sudah menginjak dewasa tetapi belum menikah.
Dalam
Kamus Bali-Indonesia, omed-omedan berarti tarik-menarik. "Omed-omedan
adalah budaya leluhur yang sampai saat ini terus kita lestarikan," ujar I
Putu Wiranata Jaya, ketua panitia. Pernah suatu waktu omed-omedan
tidak dilaksanakan dan muncul musibah yang ditandai dengan perangnya 2
ekor babi di Banjar Kaja. Kemudian para sesepuh desa memutuskan untuk
langsung menggelar prosesi omed-omedan untuk menjauhkan desa dari
bencana yang lebih besar.
Prosesi omed-omedan dimulai dengan persembahyangan bersama antarpeserta omed-omedan di pura banjar untuk memohon keselamatan dan kelancaran selama berlangsungnya acara. Seusai sembahyang, peserta dibagi 2 kelompok, pria dan wanita. Sekitar 50 pemuda berhadapan dengan 50 pemudi. Setelah ada aba-aba dari para sesepuh desa, kedua kelompok saling bertemu satu sama lain dan peserta terdepan saling berciuman di depan ribuan penonton yang memadati sekitar lokasi omed-omedan.
Prosesi tersebut dilakukan secara bergantian dan setiap peserta pria ataupun wanita menunjuk salah seorang rekan mereka untuk beradu ciuman di barisan terdepan.
Prosesi omed-omedan dimulai dengan persembahyangan bersama antarpeserta omed-omedan di pura banjar untuk memohon keselamatan dan kelancaran selama berlangsungnya acara. Seusai sembahyang, peserta dibagi 2 kelompok, pria dan wanita. Sekitar 50 pemuda berhadapan dengan 50 pemudi. Setelah ada aba-aba dari para sesepuh desa, kedua kelompok saling bertemu satu sama lain dan peserta terdepan saling berciuman di depan ribuan penonton yang memadati sekitar lokasi omed-omedan.
Prosesi tersebut dilakukan secara bergantian dan setiap peserta pria ataupun wanita menunjuk salah seorang rekan mereka untuk beradu ciuman di barisan terdepan.
0 komentar:
Posting Komentar